Thursday, June 7, 2012

Anda Adalah Apa Yang Anda Baca

Ketika membaca sebuah kisah heroik, pernahkah Anda membayangkan diri Anda menjadi tokoh protagonis yang bertemu dengan orang-orang jahat lalu menghabisi mereka dan membawa kedamaian ke muka bumi? Atau ketika Anda membaca kisah tentang seorang putri, pernahkah diri Anda membayangkan bahwa Andalah sang putri yang ditolong oleh pangeran tampan dari nenek sihir jahat? Jika ya, Anda tidaklah sendirian. Hasil penelitian yang dilakukan oleh psikolog di Amerika Serikat menunjukkan ketika kita membaca ketika kita membaca sebuah cerita ataupun novel, tanpa sadar manusia akan mengadopsi banyak hal dari karakter pujaan kita tersebut.

Fenomena yang dinamakan “pengambilan pengalaman” oleh para ahli ini membuat pembaca akan mengadopsi tingkah laku, cara berpikir, kepercayaan, serta respon internal dari tokoh fiktif yang dibacanya. Bahkan, ada kalanya mereka benar-benar mengubah tingkah laku dan cara pikir mereka agar menyamai tokoh fiksi yang mereka sukai. 

Para peneliti dari Ohio State University yang melakukan enam jenis penelitian berbeda kepada 500 orang responden menemukan bahwa dalam situasi tertentu, situasi pengambilan pengalaman dari cerita dapat berkembang di dunia nyata secara temporer. Dari hasil penelitian mereka ini, terlihat bahwa dalam cerita-cerita yang menggunakan kata ganti orang pertama untuk sementara dapat mengubah cara pandang pembaca terhadap diri mereka sendiri, lingkungan, bahkan dunia.

Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Geoff Kaufman, seorang peneliti post doktoral di Laboratorium Tiltfactor, Dartmouth College, New Hampshire dan rekannya Lisa Libby, asisten profesor psikologi di Ohio State University, menemukan bahwa perbedaan waktu pengungkapan identitas dan karakteristik tokoh di awal atapun di akhir cerita juga memiliki makna penting dalam momen “pengambilan pengalaman” ini.

Ketika seorang tokoh fiksi telah diungkapkan kepribadian maupun identitasnya di awal cerita, pembaca akan merasa lebih sulit untuk masuk ke dalam cerita dan merasakan diri mereka sebagai tokoh fiksi di cerita tersebut.

Dalam studi yang dipublikasikan di dalam Journal of Personality and Social Psychology ini, mereka juga menemukan bahwa penting untuk merasakan pengalaman seperti ini, pembaca harus tenang dan dalam kondisi nyaman, sehingga dapat merasakan sendiri sensasi masuk ke dalam cerita.

Hal menarik lainnya adalah, ketika pembaca diharuskan untuk membaca di depan cermin, proses personifikasi pembaca menjadi tokoh akan berkurang. Hal itu disebabkan karena setiap kali memandang cermin, mereka dibawa masuk kembali ke dunia nyata, dan disadarkan kepada identitas asli  mereka sesungguhnya.

Nah, kali ini karakter apa yang ingin Anda selami? Bangsawan kaya di abad pertengahan Inggris? Panglima perang yang tak pernah kalah di medan pertempuran? Ataukah seorang anak miskin dari desa terpencil yang berjuang demi meraih cita-citanya? [Tika/Mizan.com, Diolah dari: Medical Daily]

No comments:

Post a Comment